Disampaikan pada mata kuliah:Akhlak Tasawuf pada hari Selasa,04 April 2017
Program Studi Fisika Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Bab I
PENDAHULUAN
Pada dasarnya dalam konsep-konsep maqamat dan ahwal memperkenalkan bagian dari pemahaman tasawuf itu sendiri sebagai dimana dimaknakan suatu perjalanan spiritual suluk. Dalam hal ini, MAQAMAT adalah tempat-tempat sebagai perhentian yang harus dilewati oleh para sufi atau pejalan spiritual sebelum bisa mencapai akhir perjalanan tersebut, baik itu yang disebut ma’rifah, ridha,maupun mahabbah (kecintaan) kepada Allah SWT. Sedangkan yang disebut dengan HAL adalah keadaan-keadaan spiritual sesaat yang dialami oleh para pejalan atau sufi ini ditengah-tengah perjalanan tersebut.
Tujuan yang mendasar dari perkuliahan mata kuliah Tasawuf ini adalah diharapkan agar peserta didik (mahasiswa) dapat memahami apakah pengertian dari Tasawuf tersebut, dan dapat mengetahui pula bagaimana perkembangannya dari dahulu hingga sekarang, serta mampu merasakan manfaat sebenarnya dan tujuan dari mempelajari Tasawuf itu sendiri.
Dan tujuan khusus dalam pembuatan makalah ini diharapkan agar peserta didik (mahasiswa ) tersebut mampu dan mengerti dalam menyebutkan definisi Maqamat dan Ahwal , Maqamat dan Ahwal dimata para tokoh Tasawuf serta sejarah perkembangan Tasawuf.
Bab II
PEMBAHASAN
Al muqamat dan Al-Ahwal
A.Definisi
Hakikat al-muqamat dapat dilihat dari karya-karya sufi yang biasanya juga diiringi kajian tentang ahwal,sebab keduanya tidak bisa dibahas secara terpisah.Dalam kitab al-Luma,at-Thusi menjelaskan bahwa maqamat adalah tingkatan antara seorang hamba dengan Allah swt yang dibangun atas dasar pelaksanaan ibadah,mujahadah,riyadhah fan kebersamaan dengannya.Teori al-maqamat sesuai dengan Q.S.Ibrahim/14;14,dan Q.S.al-Shaffat/37:164.Sedangkan al-ahwal adalah keadaan hati(qalb)seorang sufi sebagai akibat dari kemurnian zikirnya.
Abu al-Najib al-Suhrawardi dan al-Qusyairi memberikan penjelasan mengenai al-maqamat dan al-ahwa.Dalam adab al-muridin ,Abu al-Najib al-Suhrawandi,al-muqamat adalah tingkatan spiritual seorang hamba dalam ibadah di hadapan Allah Swt.Dalam Risalah al-Qusyairiyyah al-Qusyairi menjelaskan bahwa al-muqamat adalah tingkatan spiritual yang akan diraih salin dengan jalan mujahadah dan mengamalkan adab-adab,perilaku,dan sikap tertentu,serta riyadah.Menurutnya,seorang salin tidak akan dapat menaiki malam selanjutnya sebelum berhasil menjalani dan memperoleh malam sebelumnya.Sikap salik harus menjalankan peraturan opera tidak secara konsisten untuk mendapatkan suatu malam tertentu.Mengenai al-ahwal dan perbedaannya dengan al-muqamat,al-Qusyairi menjelaskanyang artinya :
" Al-hal menurut kaum sufi adalah makna yang hadir dalam hati tanpa unsur kesengajaan,upaya,latihan,dan pemaksaan seperti gembira,sedih,lapang,sempit,rindu,gelisah,takut,dan gemetar.Al-hal merupakan pemberian,sedangkan al-muqamat merupakan hasil usaha.Al-hal datang dari Allah ke dalam jiwanya,sedangkan al-muqamat merupakan hasil usaha dengan mujahadah secara terus-menerus.Pemilik al-maqamat secara tetap,sedangkan pemilik Al-hal sering mengalami naik turun sesuai keadaan hatinya.
Dengan demikian,al-maqamat adalah tingkatan tingkatan spiritual seorang sufi,dari tingkatan paling mendasar sampai tingkatan tertinggi,yaitu dekat dengan allah Swt,yang diperoleh salin secara mandiri melalui pelaksanaan ibadah,mujahadah,dan riyadhah secara terus-menerus.Al-Ahwal merupakan keadaan hati seorang salin yang bukan merupakan hasil usahanya secara mandiri,melainkan pemberian dari Allah Swt.Kaum sufi telah merumuskan al-maqamat dan al-ahwal dalam karya-karya mereka.
Contoh mengenai al-muqamat,dari tingkat awal yang harus dilewati seorang salin sampai tingkat tertinggi yang mungkin dicapai,al-Thusi menyebutkan bahwa tingkatan al-muqamat adalah diawali dari tobat(al-taubah),warak(wara'),zuhud(al-Zhud),kefakiran(al-faqr),Sabar(al-shabr),tawakal(al-tawakkul),kerelaan(al-ridha). Kaum sufi sepakat bahwa perjalanan spiritual jiwa manusia menuju Allah swt harus diawali dari tingkat tobat sampai tingkat ridha sebagai tingkatan spiritual tertinggi sebagai wujud dari kedekatan manusia dengannya,meskipun kalangan sufi dari tasawuf falsafi menegaskan kemampuan jiwa manusia untuk dapat lebih dekat lagi kepadanya lebih dari hanya sekedar tingkat ridha semata.Teori al-maqamat di atas merupakan teori uang dikembangkan oleh kaum sufi dari mazhab Sunni.
Mengenai al-ahwal para sufi telah menyebutkan beberapa keadaan hati seorang salin yang dirasakan selama melewati beragam tingkatan spiritual.Menurut al-Thus,diantara al-ahwal adalah al-muraqabah,al-qurb,al-mahabbah,al-khauf,al-raja,al-syawq,al-uns,al-thuma'ninah,al-musyahadah,dan al-yaqin.Sejumlah al-ahwal tersebut merupakan pemberian Allah Swt kepada salik yang sedang menjalani beragam ibadah untuk menapaki satu persatu malam dari yang awal sampai yang paling akhir sebagai puncak tertinggi dari kedudukan spiritual yang mungkin dicapai seorang sufi.
Menurut Sayyid Hanya Yatsribi,kaum sufi membicarakan wujud berdasarkan konsep gerak menurun dan gerak menaik wujud.Berdasarkan teori tersebut,seorang sufi merumuskan konsep perjalanan spiritual dari diri manusia menuju kedekatan bersama Allah Swt.Inilah makna dari pernyataan manusia agama bahwa manusia berasal Allah(gerak menurun jiwa dari alam tertinggi(tuhan)menuju alam terendah(jasad) dan akan kembali kepadanya(gerak menaiki jiwa dari alam terendah(jasad)menuju ke hadirat Allah Swt.sebagai realitas tertinggi dan sumber asalnya).
Daftar Pustaka
Abi Nash 'Abd Allah ibn 'Ali al-Sarraj al- Thusi,al-Luma'fi Tarikh Tasawuf al- Islam(Beirut:Dar Kutub 'lmiyah,2011).
Abu al-Najib al-Suhrawandi,Adab al- Muridin(Beirut:Dar al-Kutub al- Ilmiyah,2005).
Ja'far Ma,Gerbang Tasawuf,(Perdana Publishing 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar