Kamis, 16 Maret 2017

Refisi Definisi dan Tujuan Tasawuf

          Definisi dan Tujuan Tasawuf
Dsampaikan pada mata kuliah: Akhlak Tasawuf pada hari, Kamis 16 maret2017



                       Disusun oleh:

                                                       
                 Nama: Irmawati Koto
                  Nim. : 0705163048
                  Prodi: Fisika 2

   Fakultas Saintek dan Teknologi Prodi Fisika Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
                       TA2016 / 2017

                                                                             


       

                                BAB I
                                                                                                   Pendahuluan

       Di dalam islam akhlak da tasawuf banyak dibicarakan dan dimuat pada Al-Qur'an dan Hadis, sumber tersebut merupakan batasan dalam tindakan kita sehari-hari, sehingga dalam jiwa ini benar-benar menggunakan akhlak dan tasawuf untuk mempermudah kita melakukan suatu ibadah.
       
        Akhlak dan tasawuf ini akan mengarahkan kita ke jalan yang benar yaitu jalan untuk menyucikan jiwa. Akhlak dan tasawuf itu juga dapat digunakan untuk mempermudah kita melakukan suatu ibadah. Tetapi pada zaman sekarang ini sudah banyak manusia yang tidak menggunakan akhlaknya terutama pada golongan orang-orang muda. Untuk itu marilah kita mengupas tentang akhlak dan tasawuf.
     
        Tasawuf dan Islam tidak dapat dipisahkan, tasawuf sebagai ilmu keislaman yaitu hasil kebudayaan Islam sebagaimana ilmu-ilmu lainnya, mempelajari ilmu tasawuf adalah penting, telah diketahui bahwa dahulu waktu kerasulan Nabi Muhammad SAW. adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia dan sejarah mencatat bahwa factor pendukung keberhasilan dakwah beliau itu antara lain karena dukungan akhlaknya yang prima.
       
          Tasawuf sebagai perwujudan dari ihsan, yang berarti ibadah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya., Ketika tidak mampu demikian, maka harus didasari bahwa Dia melihat dari kita, adalah kualitas penghayatan dari seseorang terhadap agamanya. Dengan demikian tasawuf sebagaimana mistisme pada umumnya, bertujuan membangun dorongan-dorongan yang terdalam pada diri manusia. Yaitu dorongan-dorongan mewujudkan diri sebagai makhluk, yang secara hakiki adalah bersifat spiritual dan kekal.





                               BAB II
                                                                                                  PEMBAHASAN


 1.Pengertian Tasawuf

     A.Definisi Tasawuf
       
     Dalam kitab Kasyf al-Mahjub, al Hujwiri telah menjelaskan asal usul tasawuf.Pertama, istilah tasawuf berasal dari kata al-shuf yaitu wol.Disebut sufi karena kaum sufi mengenakan jubah yang terbuat dari bulu domba.Kedua, istilah tasawuf berasal dari kata al- shaf, yaitu barisan pertama, yang berarti bahwa kaum sufi berada pada barisan pertama di depan Tuhan, karena besarnya keinginan mereka terhadap tuhan, kecenderungan hati mereka terhadapnya dan tinggalnya bagian-bagian rahasia dalam diri mereka dihadapannya.Ketiga, istilah tasawuf berasal dari kata ahl al -shuffah karena para sufi mengaku sebagai golongan ahl al-shuffah yang diridhai Allah.Mereka disebut sufi karena sifat-sifat mereka menyamai sifat orang-orang yang tinggal di serambi mekkah yang hidup pada masa nabi Muhammad Saw.Keempat, istilah tasawuf berasal dari kata al -shafa yang artinya kesucian, sebagai makna bahwa para sufi telah mensucikan akhlak mereka dari noda-noda bawaan, dan karena kemurnian hati dan kebersihan tindakan mereka.Kaum sufi menjaga moral dan mensucikan diri mereka dari kejahatan dan keinginan duniawi, sebab itulah mereka disebut sufi. [1].

     Menurut 'Abd al-Qadir al Jailani yang cukup dikenal sebagai pendiri tarekat Qadiriyah menyatakan bahwa seseorang dikatakan sebagai sufi karena tiga alasan.Pertama, terjadinya proses penjernihan terhadap hati mereka berkat cahaya makrifat.Kedua, ia dinisbahkan kepada ashhab al-shuffah, yakni para sahabat yang meninggalkan segala sesuatu karena cinta kepada Allah dan rasulnya.Ketiga, ia memakai shuf (pakaian dari bulu), dimana untuk sufi tingkat pemula mengenakan pakaian dari bulu domba, sedangkan untuk sufi tingkat pertengahan bulu mir'izza (bulu halus kambing). Al-Jailani menambahkan bahwa kata tashawwuf terdiri atas empat huruf, yakni ta ', shad, waw, dan fa'.Kata ta' berarti tambah, kata shad berarti shafa ', kata waw berarti wilayah (kewalian), dan kata fa' berarti fana 'fi Allah. [2]
   
   Menurut Asy-Syekh Muhammad Amin Al-Kurdy mengatakan: [3]
التسوف هو علم يعرف به احوال النفس محمودها ومذمومها وكيفية تطهيرها من المذموم منها وتحليتها بالاتصاف بمحمودها وكيفية السلوك والسير الى الله تعالى والنرار اليه

Artinya: Tashawuf adalah suatu ilmu yang dengannya dapat diketahui hal ihwal kebaikan dan keburukan jiwa, cara membersihkan diri yang buruk dan mengisinya dengan yang terpuji, cara melakukan suluk, melangkah menuju keridhaan Allah dan meninggalkan (larangan-Nya) menuju kepada (perintah-Nya) .
   
         Menurut As-Suhrawardy mengemukakah pendapat Ma'ruf Al-Karakhy, Tasawuf adalah mencari fakta dan meninggalkan sesuatu yang ada di tangan makhluk (kesenangan duniawi).
   
          Jadi dapat disimpulkan bahwa tasawuf adalah suatu kehidupan rohani yang merupakan fitrah manusia dengan tujuan untuk mencapai hakikat yang tinggi, berada dekat atau sedekat mungkin dengan Allah dengan jalan menyucikan jiwanya, dengan melepaskan jiwanya dari noda-noda sifat dan perbuatan tercel


   Definisi tasawuf secara terminologis adalah ,: [4]

a.Menurut 'Amir bin Usman Al-Makki. Ia pernah berkata,
أن يكون العبد فى كل وقت بما هوأولى فى الوقت
Artnya: "(Tasawuf) adalah melakukan sesuatu yang terbaik di setap saat."

b.Menurut Al-Junaidi. Ia mendefinisikn, "Tasawuf adalah membersihkan hati dari apa yang mengganggu perasaan makhluk, berjuang melepaskan pengaruh budi yang asli [instink] kita, menghapus sifat-sifat kelemahan kita sebagai manusia, menjauhi segala seruan hawa nafsu, mendekati sifat-sifat suci kerohanian, tergantung pada ilmu-ilmu hakikat, memakai barang-barang penting dan terlebih permanen, menaburkan nasihat kepada semua orang, memegang janji dengan Allah dalam hal fakta, dan mengkuti contoh Rosulullah dalam hal syariat.

c.Menurut Al- kanany, menytakan bahwa tasawuf adalah,
التصوف خلق فمن زاد عليك فى الخلق زاد عليك فى الصفاء
"Tasawuf adalah akhlak mulia barang siapa yang bertambah baik ahlaknya, maka bertambah pula kejernihan hatinya." (Dalam al-Qusyairi, 1940: 139).

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan, tasawuf adalah:

Tasawuf merupakan salah satu bidang study islam yang memusatkan perhatian pada pembersihan aspek rohani manusia yang dapat menimbulkan akhlak mulia.
a. Masa Tabi'in: ada istilah Nussak, yaitu orang-orang yang menyediakan dirinya untuk beribadah kepada Allah. Tokohnya Hasan Basri yang benar-benar mempraktekkan tasawuf.
b. Istilah tasawuf muncul pada abad ke-2 H yang digunakan oleh Abu Hasyim
c. Abad ke-3 H muncul tasawuf yang menonjolkan pemikiran eksklusif seperti Al-Jaliaj
d. Pada abad ke-5 H muncul Al-Ghazali yang mendasarkan tasawuf pada Al-Qur'an dan Hadis
e. Abad ke-6 H berkembang tarekat-tarekat untuk melatih dan mendidik para murid seperti yang dilakukan oleh Sayid Ahmad Rifa'i dan Sayid Abdul Qadir Jaelani. [5]



B.Tasawuf dalam Hierarki Ilmu-ilmu Islam

    Dalam tradisi intelektual Islam, para ulama telah membuat klasifikasi ilmu berdasarkan sudut pandang Islam.Diantara mereka, pendapat Ibn Khaldun cukup penting diutarakan.Dalam Muqaddimah, Ibnu Khaldun membagi ilmu menjadi dua jenis.Pertama, ilmu-ilmu hikmah dan filsafat yang diperoleh dengan akal manusia , dan ilmu yang diajarkan dan di transformasi kan yang bersumber kepada syariat islam .Ibn Khaldun mengategorikan tasawuf sebagai salah satu dari beragam ilmu ilmu syariah. [6]

    Ibn Khaldun telah mengulas tasawuf sebagai sebuah disiplin ilmu dalam kita Muqaddimahnya.Dari aspek sumber, tasawuf sebagai salah satu dari ilmu syariah, menurut Ibn Khaldun, bersumber dari syariat yakni Alquran dan Hadis, dan akal tidak memiliki peran dalam ilmu ilmu syariah kecuali menarik kesimpulan dari kaidah-kaidah utama untuk cabang-cabang permasalahannya.

   Dari aspek pembahasan, tasawuf membicarakan empat pohon persoalan.Pertama, pembahasan tentang mujahadah, zauq, intropeksi diri, dan tingkatan tingkatan spiritual .Kedua, penting kapan spiritual dan fakta-fakta alam gaib.Ketiga, keramat wali.Keempat, istilah-istilah kaum sufi yang diungkap pasca mabuk spiritual.Menurut Ibn Khalbun, kebanyakan fukaha menolak ajaran kaum sufi tentang tasawuf. [7]

      Penolakan tidak serta merta ditujukan kepada semua jenis tasawuf.Menurut al-Taftazani, dari abad ketiga sampai abad keempat hijriah, aliran tasawuf terbagi menjadi dua.Pertama, tasawuf sunni, yaitu aliran yang memagari pengikutnya dengan alquran dan hadis serta mengaitkan ajaran mereka, terutama kondisi dan tingkatan rohani mereka, dengan kedua sumber ajaran islam tersebut.Diantara sufi yang termasuk dalam kelompok ini adalah Abu Hamid al-Ghazali.Kedua, tasawuf falsafi, yaitu aliran yang cenderung kepada ungkapan - ungkapan aneh, memadukan antara visi mistis dan visi rasional dan banyak menggunakan terminologi filosofi, bahkan dipengaruhi banyak ajaran filsafat. [8]


2. Tujuan Tasawuf

     Tujuan tasawuf tersebut tidak dapat dilepaskan dari tujuan hidup manusia sebagaimana dijelaskan dalam ajaran islam. Alquran menegaskan bahwa manusia diciptakan dengan suatu tujuan tertentu seperti syahadah, ibadah khalifah, dan hasanah.Dalam shahih al-Bukhori dan Shahih Muslim, disebutkan hadis tentang al-islam, al-iman, dan al-ihsan.Hadis tersebut menjelaskan bahwa ketiga istilahnya membentuk suatu hierarki beragama.Seorang muslim tidak saja dituntut untuk menjalankan al islam, dan al imran, tetapi juga merealisasikan al ihsan sebagai hirarki paling tinggi.Jadi, alquran dan hadis menghendaki umat islam dapat memantapkan ketauhidan dan ibadah dalam kerangka al ihsan, dan mengimplementasikan tugas sebagai khalifah nya dimuka bumi ini demi kebaikan dunia maupun akhirat.

    Para sufi telah merumuskan tujuan dari tasawuf .Sekedar pemetaan, Ibn Khaldun menjelaskan bahwa puncak perjalanan spiritual para penempuh jalan tasawuf setelah melewati beragam tingkatan spiritual adalah kemantapan tauhid dan makrifat. [9] Karya-karya para sufi menguatkan pernyataan tersebut.Seperti disebut al-Qusyairi, Ruwaini bin Ahmad pernah menyatakan bahwa kewajiban pertama dari Allah kepada hambanya adalah makrifat sebagaimana disebut dalam Q S.al -Zariyat: 51/56 bahwa jin dan manusia diciptakan untuk liya 'Budun yang diartikan Ibn Abbas sebagai li'ya'rifun.

     Dua sumber ajaran agama islam, alquran dan hadis memberikan sinyal kuat bahwa manusia berpotensi untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, bertauhid dan bermakrifat Kepada nya.QSal-Baqarah / 2: 186, Allah Swt.berfirman:

  "Dan apabila hamba hambaku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwa Aku dekat.Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaku dan hendaklah mereka beriman kepadaku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

  Dalam QSQaf / 50: 16, Allah berfirman:
"Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya."

  Dalam Shahih Muslim disebutkan bahwa:
"Dari abi hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah saw.bersabda bahwa allah Swt berkata" Aku menurut keyakinan hambaku kepadaku, dan aku bersamanya jika ia mengingatku.Jika ia mengingatku didalam dirinya, maka aku akan mengingatnya di dalam diriku.Jika dia mengingatku di dalam suatu kelompok, maka aku mengingatnya didalam suatu kelompok yang lebih baik darinya.Jika ia mendekatiku sejengkal, maka aku mendekatinya satu lengan.Jika ia mendekatiku satu lengan, maka aku akan mendekatinya satu depan.Jika ia mendekati ku berjalan, maka aku mendekatinya dengan berlari. "

    pendapat kaum sufi tentang makna ketauhidan sebagai tujuan utama dari mazhab tasawuf dapat dilihat dari pendapat mereka tentang tingkatan tertinggi yang mungkin dicapai oleh seorang sufi.Mereka melahirkan sejumlah teori tentang al malam tertinggi tersebut sebagai dampak dati perbedaan mazhab, yakni tasawuf akhlaki / amali dan tasawuf falsafi .Mayoritas sufi dari kalangan Suni menegaskan bahwa al maqqam tertinggi yang dapat dicapai oleh seseorang sufi hanyalah tingkatan rida. [10]

- Menurut Asy-Syekh Muhammad Amin Al-Kurdy tujuan tasawuf meliputi:
a. ilmu Syariah
b. ilmu Thariqah
c. ilmu Haqiqah
d. ilmu Ma'rifah
- Menurut Ma'ruf Al-Karakhy tujuan tasawuf adalah mencari kebenaran yang hakiki dengan cara meninggalkan kesenangan duniawi.

      Pada dasarnya hakikat Tasawuf adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Melalui penyucian diri dan perbuatan-perbuatan (amaliyah) Islam. Oleh karena itu, beberapa tujuan Tasawuf adalah Ma'rifatullah (mengenal Allah secara mutlak dan lebih jelas). Inti sari ajaran Tasawuf bertujuan memperoleh hubungan langsung dengan Allah SWT. Sehingga seseorang akan merasa berada di hadirat-Nya.
 
      Tasawuf memliki tujuan yang baik yaitu kebersihan diri dan taqorrub kepada Allah SWT. Namun, Tasawuf tidak bisa melanggar apa-apa ynag telah jelas diatur dalam Al-Qur'an dan As-sunnah, baik dalam aqidah, pemahaman ataupun tata cara yang dilakukan,

       Mustafa Zuhri mengatakan bahwa tujuan perbaikan akhlak itu, adalah untuk membersihkan kalbu dari kotoran-kotoran hawa nafsu dan amarah sehingga hati menjadi suci dan bersih, bagaikan cermin yang dapat menerima Nur cahaya Tuhan.

        Ada beberapa peran Tasawuf dalam kehidupan modern, antara lain:
aMenjadikan manusia berkepribadian yang saleh dan berakhlak baik
b.Lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
c.Sebagai obat mengatasi krisis kerohanian manusia (dekadensi moral).




                                                                   
                                                                                                        BAB III
                                                                                                      PENUTUP

kesimpulan

Tasawuf merupakan salah satu bidang study islam yang memusatkan perhatian pada pembersihan aspek rohani manusia yang dapat menimbulkan akhlak mulia.

Kemudian obyek penelitian tasawuf adalah hati atau jiwa manusia, pembahasan tasawuf lebih banyak menekankan pada masalah jiwa manusia secara immateral.l

Manfaat Tasawuf adalah membersihkan hati agar sampai kepada Ma'rifat Allah SWT. Sebagai Ma'rifat yang sempurna untuk keselamatan diakhirat dan mendapatkan keridlaan Allah SWT. Dan mendapat kebahagiaan abadi






                        Daftar Pustaka


1.Jafar, Gerbang Tasawuf (Perdana Publishing, 2016), h.18.

2.Mulyadi Kartanegara, Menyelami Lubuk Tasawuf (Jakarta: Erlangga, 2006), h.122

3.Abi Nashr 'Abd Allah ibn Ali al-Sarraj al-Thusi, al-Luma fi Tarijh Tashawwuf al-islam (Beirut: Dar Kutub Ilmiyah, 2001), h.40.Al-Thusi.

4.Alba Cecep, Tasawuf dan Tarekat, Dimensi esoteris Ajaran Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012Daftar.

5.Nasution, Harun, Filsafat dan Mistimisme dalam islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1983)

6.Munir Samsul Amir, Ilmu tasawuf, (Jakarta: Amzah, 2012), H.4.

7.Abu al-Najib al Suhrawardi, Adab al-muridin (Beirut: Dar al-Kutub al-ilmiyah, 2005), h.23

8.Ibid., H.57.
9.Abu al-Najib al Suhrawardi, Adab al-Muridin.h.23.

10Al-Qusyairi, Risalah al Qusyairiyyah, h.89-390.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar